SEOLAH REFORMASI

Awalnya poster ini dibuat sebagai peringatan 25 tahun reformasi, kemudian di tengah pengerjaannya yang terbilang lama dengan berkali-kali berganti desain, memunculkan ide lain yang bisa disertakan dengan gagasan utamanya.

Reformasi memang telah mengubah banyak hal, dari agenda terbesarnya penggulingan Suharto digantikan penerusnya, kebebasan berpolitik dan berserikat selama tidak mengganggu kepentingan rezim, pers yang relatif bebas bahkan berwujud buzzer, terwujudnya multi partai meski akarnya dari moyang yang sama, penghapusan dwi fungsi ABRI menjadi dwi fungai Polri dan pemilu yang langsung walau para kandidatnya sudah tentu tak mewakili siapapun kecuali perwakilan pengusaha sponsor dan pejabat partai.

Kesemuan hasil reformasi makin menggelikan ketika para penjahat-penjahat yang dimusuhi 25 tahun lalu justru didukung kembali menguasai posisi-posisi politik. Reformasi menjadi komoditas untuk para pencoblos. Seperti di tahun coblosan lalu, isu reformasi masih akan dijajakan sebagi jualan kampanye, baik berpesan heroik maupun berprespektif menyerang dan menyudutkan kandidat saingan, dan konyolnya banyak kita selalu terperdaya dengan skema usang yang selalu berulang dari tahun ke tahun, skema pergantian penguasa yang sudah diatur sesuai dengan kepentingan para sponsornya, berulang, didaur ulang, sehingga pikiran “memilih orangnya bukan partainya” terdengar melawak dan naif di tengah proses pendaurulangan kekuasaan terjadi demikian terang benderang.

Pemilu menjadi tahapan pendaurulangan boneka kekuasaan. Tak satupun kandidat bisa lepas dari kuasa partai yang menjadi sarang maling dan baron. Pemilu dicitrakan seolah menjadi satu-satunya cara berpolitik yang diakui negara, di luar cara itu, ancaman kriminalisasi siap menyergap.

Keadaan serba seolah-olah, seolah kroni Cendana lenyap, seolah-olah pemilu mengubah kekuasaan.

Leave a comment